Ringkasan Materi IPA SMK

1. Langkah-langkah metode ilmiah

  • Merumuskan masalah.
  • Merumuskan hipotesis.
  • Mengumpulkan data.
  • Menguji hipotesis.
  • Merumuskan kesimpulan.

Langkah - Langkah metode ilmiah
  • Menyusun rumusan masalah
  • Menyusun kerangka teori
  • Merumuskan hipotesis
  • Melakukan eksperimen
  • Mengolah dan menganalis data
  • Menarik kesimpulan
  • Mempublikasikan hasil

2. Rumusan Masalah

Ketika seseorang inginmeneliti atau mencari jawaban, terlebih dahulu ia akan menemukanmasalah. Masalah tersebut dapat ditemukan dari lingkungan sekitar, baik maklik hidup maupun benda mati. Setelah menemukan masalah, masalah tersebut kemudian dirumuskan. Dalam merumuskan masalah hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih. Hubungan itu dapat berupa pengaruh, perbedaan, atau perbandingan antar variabel, baik variabel manipulasi, variabel respon, ataupun variabel kontrol.
b. Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat di uji dan dapat dipecahkan
c.  Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padatdan jelas. Pertanyaan dibuat dengan diawali oleh kata tanya dan diakhiri dengan tanda tanya.

 Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara, hipotesis masih perlu dicari kebenarannya. Dalam merumuskan hipotesis hendaknya harus diperhatikan hal-hal berikut.
·         Ditulis dalam pernyataan
·         Sederhana dan jelas, mengandung variabel-variabel yang menjadi perhatian
·         Berdasarkan keterangan-keterangan atau informasi yang dikaji baik dari sumber bacaan ataupun fakta.
Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol, merupakan jawaban sementara yang menyatakan tidak ada pengaruh antarvariabel, dan hipotesis alternatif, merupakan jawaban sementara yang menyatakan ada hubungan antarvariabel.


1. JUDUL
 Pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan  tanaman cabai rawit
2. VARIABEL
            Variabel bebas                     : cahaya matahari
            Variabel kontrol                    : suhu ruangan,media tumbuh,jumlah air
            Variabel terikat                     : tanaman cabai rawit
3.RUMUSAN MASALAH
Apakah cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit ?
4.HIPOTESIS
H1       : cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit
Ho       : cahaya matahari tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit
5. TUJUAN
            Untuk membuktikan pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit
6. MANFAAT
 Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit

3. Variable Penelitian

Mengindentifikasi variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi fokus atau pusat perhatian, yang memberikan pengaruh dan memiliki nilai sehingga dapat berubah. Variabel dapat disebut juga peubah. Variabel merupakan objek penelitian yang dapat menentukan hasil penelitian.
Ada beberapa macam variabel, yaitu:
a.       Variabel manipulasi/bebas, yaitu variabel yang sengaja dapat diubah dan dimanipulasi oleh peneliti. Variabel manipulasi sengaja dibuat bervariasi oleh peneliti
b.      Variabel respon/terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel manipulasi. Ketika variabel manipulasi berubah, variabel responpun ikut berubah
c.       Variabel kontrol/pengendali, yaitu variabel yang berada diluar variabel manipulasi dan variabel respon. Variabel dibuat sama dan terkendali agar tidak berpengaruh terhadap hasil penelitian.

41. Macam-penelitian

a.      Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan menggunakan alat indera tanpa mengacu pada satuan pengukuran baku. Data yang didapat dari penelitian kuaklitatif berupa deskripsi atau penjelasan mengenai suatu keadaan atau kejadian
b.      Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan menggunakan alat ukur dan mengacu pada satuan pengukuran baku. Data yang didapat dari penelitian kuantitatif berupa angka atau jumlah.

Beberapa judul contoh penelitian kuantitatif yaitu:

Hubungan antara payung yang terjual dengan tingkat kejahatan.
Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di Departemen X.
Pengaruh intensif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X.
Hubungan antara tinggi badan dengan rpestasi kerja di bidang pemasaran.
Hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah sepatu yang terjual.

Adapaun penelitian kuantitatif terlihat dari jenis datanya yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Sebagai contoh, pendapatan karyawan, hasil penjualan selama periode tertentu, omset perusahaan selama periode tertentu, dan lain sebagainya. Biasanya data kuantitatif bisa diperoleh melalui penggunaan kuesioner atau test.

Mengubah Data Kualitatif menjadi Data Kuantitatif

Ada beberapa data yang bersifat kualitatif tetapi dapat diubah (ditransformasi) menjadi data kuantitatif. Misalnya data tentang jenis kelamin yang bersifat kualitatif dapat dikuantitatifkan dengan memberi skor 0 = pria dan 1 = wanita. Demikian juga data tentang kepuasan pelanggan, dapat diberi skor atau rangking dalam bentuk 1 = sangat tidak puas, 2 = tidak puas, dan lain sebagainya.

4. Mempublikasikan Hasil Penelitian

Mempublikasdikan hasil adalah menginformasikan kepada orang lain dari eksperimen yang telah dilakukan, agar orang lain mengetahui atau dapat menguji cobakan kembali. Mempublikasikan hasil dapat dilakukan dengan menyusun laporan hasil penelitian (laporan ilmiah), menerbitkan dalam bentuk jurnal penelitian.
Susunan laporan ilmiah secara umum adalah sebagai berikut.
-          Judul
-          Kata Pengantar
-          Daftar Isi
-          Bab I. Pendahuluan
               I.1 Latar Belakang Masalah
               I.2 Rumusan Masalah
               I.3 Tujuan Penelitian
               I.4 hipotesis Penelitian
-          Bab II. Tinjauan Pustaka
-          Bab III. Metodologi Penelitian/Bahan dan Metode Kerja
-          Bab IV. Hasil dan Analisis/Pembahasan
-          Bab V. Kesimpulan dan Saran
-          Daftar Pustaka

5. Bumi dan Langit : Penyebab Tektonisme

Tektonisme
Tektonisme adalah peristiwa pergeseran dan perubahan kerak bumi dalam skala besar yang meliputi pembentukan lipatan, patahan, dan pergerakan lempeng. Perubahan ini bisa karena aktivitas lem,peng yang saling menumbuk, menjauh, atau bergesekan, bisa juga karena gaya horisontal yang menekan bagian tertentu dari kerak bumi. Lipatan dan patahan dapat menyebabkan terbentuknya gunung dan pegunungan, pergerakan lempeng menyebabkan tgerjadinya benua. Tektonismeseperti gesekan antar lempeng dapat menimbulkan terjadinya gempa bumi dan tsunami.

6. Penyebab Tsunami

Berdasarkan jarak fokus dan kedalaman hiposentrum, gempa dibedakan menjadi :
a. gempa dalam, memiliki kedalaman lebih dari 300 km
b. gempa intermedier, memiliki kedalaman 100-300 km
c. gempa dangkal, memiliki kedalaman kurang dari 100 km

Berdasarkan letak episentrumnya , gempa dapat dibedakan menjadi gempa daratan dan gempa lautan.Gempa daratan memiliki titik episentrum di daratan sedangkan gempa lautan memiliki titik episentrum di dasar lautan.Getaran gempa laut terkadang menimbulkan gelombang pasang yang sangat besar yang dikenal dengan tsunami. Tsunami bisa terjadi karena kekuatan tektonik maupun vulkanik yang menyebabkan gempa lautan yang menimbulkan gelombang pasang yang sangat besar. Getaran gempa dapat diukur dengan alat yang disebut dengan seismograf, yang mencatat getaran horisontal dan getaran vertikal. Ada beberapa skala gempa seperti Skala Mercalli, Skala Omari, dan skala Richter. Pada skala 0-2,5 Richter gempa tidak terasa tetapi tercatat oleh seismograf. Getaran gempa lebih dari 3,0 skala Richter sudah mulai menimbulkan terjadinya kerusakan.

7. Gempa

adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Meskipun bumi padat, tetapi selalu bergerak dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Kalau digambarkan seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
a. Berdasarkan penyebabnya
1. gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan pergeseran lapisan batuan (dislokasi) berupa patahan/retakan.
2. gempa vulkanik, yaitu gempa yang disebabkan adanya letusan gunung api
3. gempa runtuhan, yaitu gempa yang disebabkan runtuhnya atap gua yan terdapat di dalam lithosfer. Contoh; runtuhnya terowongan tambang dan gua kapur.

b. Berdasarkan bentuk episentrumnya
1. gempa linier yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis (linier). Pada umumnya gempa tektonik merupakan jenis gempa linier.
2. gempa sentral yaitu episentrum gempanya berupa titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan termasuk episentrum titik.

c. Berdasarkan letak hiposentrumnya
1. gempa dalam, jika letak hiposentrumnya antara 300 - 700 km
2. gempa intermidier, jika letak hiposentrumnya 100 - 300 km
3. gempa dangkal, jika letak hiposentrumnya kurang dari 100 km
B. ISTILAH ISTILAH DALAM GEMPA BUMI :
1. Seismologi : ilmu yang mempelajari gempa bumi
2. Seismograf : alat pencatat gempa
3. Seismogram : hasil gambaran seimograf yang berupa garis-garis patah
4. Hiposentrum : pusat gempa di dalam bumi
5. Episentrum : tempat di permukaan bumi/permukaan laut yang tepat di atas hiposentrum. Pusat gempa di permukaan bumi.
6. Homoseista : garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama
7. Pleistoseista : garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa
8. Isoseista : garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama
9. Mikroseista : gempa yang terjadi sangat halus/lemah dan dapat diketahui hanya dengan menggunakan alat gempa
10. Makroseista : gempa yang terjadi sangat besar kekuatannya, sehingga tanpa menggunakan alat mengetahui jika terjadi gempa.

8. Revolusi Bumi
Bumi beredar mengelilingi Matahari menurut bidang orbit yang datar atau disebut eliptika. Selama berevolusi poros Bumi membentuk sudut sebesar 23,5o terhadap sumbu vertical ekliptika. Waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi matahari satu kali adalah 365 hari 6 jam 9 menit 10 sekon atau disebut satu tahun sideris. Arah revolusi Bumi adalah negatif atau berlawanan dengan arah jarum jam.
 I.      Bukti – bukti revolusi bumi
a.       Paralaks Bintang
Paralaks bintang adalah pergeseran kedudukan bintang karena kedudukan pengamat di Bumi bergeser terhadap langit. T adalah kedudukan bintang sesungguhnya T1,T2,T3 adalah kedudukan semu bintang yang dilihat pengamat di Bumi saat Bumi pada kedudukan B1,B2,B3.P merupakan sudut paralaks, yaitu sudut yang dibentuk oleh dua kedudukan bintang semu dibagi dua. Sudut paralaks dapat digunakan untuk mengatur jarak bintang jarak bintang terdekat.
b.       Aberasi Cahaya Bintang
Aberasi cahaya bintang adalah perubahan arah datangnya cahaya bintang akibat revolusi Bumi dan kecepatan cahaya yang terbatas. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kecepatan yang sangat besar antara revolusi Bumi dengan kecepatan cahaya. Kecepatan revolusi Bumi 30 km/s, sedangkan kecepatan cahaya 3 x 108 m/s
c.    Efek Doppler pada Spektrum Bintang
    Efek doppler merupakan gejala umum yang terjadi pada semua jenis gelombang, termasuk gelombang cahaya. Oleh karena Bumi bergerak terhadap matahari, spektrum cahaya benda-benda langit

I.      Akibat – akibat revolusi bumi
a.       Gerak semu matahari
Matahari mempunyai pergeseran antara garis balik utara (GBU) yaitu garis 23,5oLU dengan garis balik selatan (GBS) yaitu 23,5oLS. Pada tanggal 21 Maret, Matahari beredar di khatulistiwa, kemudian berangsur-angsur bergeser ke utara setelah 3 bulan. Pada tanggal 21 Juni Matahari beredar di garis balik utara, kemudian balik lagi bergeser kearah khatulistiwa. Pada tanggal 23 September, Matahari kembali berada di khatulistiwa, kemudian berangsur-angsur bergeser ke selatan sehingga sampai di GBS pada tanggal 22 Desember.Kemudian, dari 22 Desember sampai 21 Maret, Matahari bergeser dari GBS kembali ke khatulistiwa Hal ini terjadi karena ketika Bumi berevolusi terhadap Matahari, sumbu rotasinya membentuk sudut 66,5 o terhadap ekliptika

b.       Perubahan Lamanya Siang dan Malam
Saat Matahari berada di khatulistiwa,semua tempat di Bumi (kecuali di kutub)mengalami siang dan malam dengan waktu yang sama. Saat Matahari berada di GBU, siang hari di belahan Bumi Selatan lebih lama daripada malam hari. Sebaliknya, dibelahan Bumi Selatan siang hari lebih singkat daripada malam  malam hari.
Saat Matahari berada di GBS, siang hari dibelahan Bumi Utara lebih lama daripada malam hari. Sebaliknya, belahan Bumi utara mengalami siang hari lebih singkat daripada malam hari.

c.       Pergantian Musim
Gerak bumi mengelilingi Matahari dan kemiringan dan kemiringan sumbunya merupakan sebab-sebab utama dari perubahan musim

d.       Penampakan Rasi Bintang yang berbeda
Langit dibagi menjadi delapan puluh delapan (beberapa ahli astronomi mendaftar delapan puluh sembilan) rasi bintang. Setiap susunan bintang mempunyai nama sendiri. Mungkin Anda telah mengenal nama beberapa rasi bintang dari zodiak. Karena revolusi Bumi mengelilingi Matahari, posisi rasi bintang akan berubah dari bulan ke bulan. Sebagai contoh,pada bulan September, sekitar pukul 20.00, kita dapat mengamati rasi bintang Scorpio dan rasi bintang Sagitarius. Sedangkan pada bulan Oktober,Scorpio tampak lebih miring ke barat daripada posisinya pada bulan September.

Seperti halnya planet-planet yang lain bumi juga berevolusi mengelilingi matahari dalam tata suryanya. Bidang revolusi bumi disebut ekliptika. Satu kali periode revolusi bumi adalah 365 hari 6 jam 9 menit dan 10 detik yang disebut satu tahun pada penanggalan Masehi. Revolusi bumi mengakibatkan pergeseran matahari dari utara ke selatan khatulistiwa, perubahan lama siang dan malam, peredaran semu matahari, serta pergantian musim. Pergantian musim disebabkan karena tidak sejajarnya sumbu rotasi bumi dan sumbu revolusi bumi. Sudut yang terbentuk oleh ke dua sumbu tadi menyebabkan perubahan musim bumi di sebelah utara dan selatan. Jika belahan bumi utara musim dingin di belahan selatan musim panas.

Daerah iklim sedang mengalami pergantian 4 musim yaitu musim panas (summer), gugur (autum/fall), dingin (winter), dan semi (spring). Pada musim panas siang lebih panjang dari pada malam dan sebaliknya.

9. Atmosfer

  • Melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultravioletdari matahari.
  • Mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam.
  • Melindungi dari batu meteor-meteor yang hendak jatuh ke Bumi, dan benda luar angkasa lainnya.
  • Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi
  • Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
  • Wahana komunikasi.
  • Sebagai pengubah cuaca dan iklim di bumi.
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 10km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C. Di daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata 46°C. Pada lapisan ini tinggi rendahnya suatu tempat di permukaan Bumi berpengaruh terhadap suhu udaranya. Hal ini mengikuti hukum gradien geothermis, yaitu semakin tinggi (tiap kenaikan 1.000 meter) suatu tempat di permukaan Bumi, temperatur udaranya akan turun rata-rata sekitar 6°C di daerah sekitar khatulistiwa.

a. Struktur Atmosfer
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi, tersusun atas bermacam-macam gas dengan ketebalan lebih dari 560 km dari permukaan bumi. Atmosfer dapat dibedakan berdasarkan karakteristik seperti komposisi gas, suhu, dan tekanan. Lapisan-lapisan tersebut adalah :
1.Troposfer, lapisan atmosfer paling bawah sampai ketinggian antara 8-14 km. Suhu udara di lapisan ini menurun sebesar 6,4 oC setiap kenaikan 1000 m, karena panas matahari terkumpul di permukaan bumi. Lapisan yang paling padat dan tidak stabil, mengandung uap air, awan, debu, maupun polutan yang mempengaruhi cuaca. Dengan lapisan di atasnya dibatasi oleh lapisan tropause yang suhunya tetap/ tidak berubah.
2.Stratosfer, lapisan atmosfer di atas troposfer sampai ketinggian kurang lebih 50 km. Pada lapisan ini terjadi peningkatan suhu secara konstan, terdapat ozon yang menyerap radiasi sinar ultraviolet matahari sehingga melindungi bumi dari bahaya radiasi sinar uv. Di lapisan ini udara relatif kering dan terdapat lapisan pembatas dengan lapisan di atasnya yang disebut stratopaue yang suhunya relatif konstan
3.Mesosfer, lapisan atmosfer di atas stratosfer sampai ketinggian kurang lebih 85 km. Pada lapisan ini tidak terdapat uap air, debu, ataupun ozon. Suhu di lapisan ini menurun drastis, merupakan suhu terendah di atmosfer karena dapat mencapai – 90 oC, kecepatan hembusan anginnya mencapai 3.000 km/jam. Terdapat lapisan mesopause yang membatasi dengan lapisan di atasnya.
4.Termosfer, lapisan atmosfer di atas mesosfer sampai ketinggian lebih 500 km. Pada lapisan ini suhu meningkat dengan cepat seiring pertambahan ketinggian, dapat mencapai 1.500 oC. Hal ini karena peningkatan jumlah oksigen atomik yang menyerap sinar ultraviolet sinar matahari.

b. Komposisi Atmosfer
Atmosfer terdapat udara yang mengandung gas Nitrogen (78,09%) dan oksigen (20,95%), dan gas-gas yang lain. Oksigen merupakan gas hasil fotosintesis tanaman hijau. Gas lain yang ada adalah uap air (0,20%0, karbondioksida (0,03%), ozon (0,00006%), dan Argon (0,93). Di atmosfer terdapat juga partikel debu, gas-gas polutan seperti sulfur oksida dan nitrogen oksida.

10. Perubahan Iklim

a. Hubungan Iklim dengan Kegiatan Manusia
Kemajuan teknologi menyebabkan kerusakan lingkungan seperti penerbangan supersonik, penggunaan aerosol yang berlebihan, polutan industri, pembalakan hutan dll. Meningkatnya suhu udara di bumi akibat akumulasi gas-gas berbasis karbon di atmosfer, seperti karbondioksida, metan, hidrofluorokarbon, dan klorofluorokarbon. Zat CFC menyebabkan lapisan berlobang sehingga radiasi sinar ultraviolet langsung dipancarkan di permukaan bumi. Gas-gas karbon meningkatkan suhu udara dengan mekanisme efek rumah kaca. Peningkatan suhu bumi akan menyebabkan perubahan cuaca yang akhirnya akan menyebabkan perubahan iklim.
b. Perubahan Iklim Indonesia dan Dunia
Berdasar data IPPC (intergovernmental Panel on Climate Change), di Indonesia dari tahun 1970-2004 terjadi kenaikan suhu rata-rata per tahun 0,2 oC – 1 oC. Kenaikan suhu mengindikasikan jutan pulau banyak yang hilang, perubahan fisik alam di Papua yang merupakan gejala lanjutan perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, banjir yang sering terjadi, berubahnya siklus hujan, musim panas yang berkepanjangan, musim hujan pendek dengan intensitas tinggi, dan munculnya berbagai penyakit menukar di daerah tropis dan menyebar di iklim sub tropis.

11. Pengertian Baku Mutu Lingkungan

Limbah dapat menimbulkan dampak negative apabila jumlah atau konsentrasi di lingkungan melebihi baku mutu.

UU RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup mendefinisikan  baku mutu lingkungan sebagai ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/ atau unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsure lingkungan hidup. Baku mutu lingkungan adalah ambang batas / batas kadar maksimum suatu zat atau komponen yang diperbolehkan berada di lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negative. Jenis limbah yang berbeda dapat memiliki baku mutu yang berbeda di lingkungan.

12. Limbah yang tidak dapat didaur ulang

Menurut pengertian kimiawi, limbah anorganik meliputi limbah-limbah yang tidak mengandung unsure karbon, seperti logam (Misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas, dan aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca, dan pupuk anorganik (misalnya yang mengandung nitrogen dan fosfor Karena tak memiliki unsure karbon, limbah ini tidak mudah terurai di alam. Secara teknis limbah anorganik didefinisikan sebagai limbah yang tidak dapat  terurai/ membusuk oleh mikroorganisme. Bahan plastic dan karet dikelompokkan juga sebagai limbah anorganik karena sulit diuraikan oleh mikroorganisme karena unsure karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang (polimer) Limbah dengan sifat anorganik dapat dimanfaatkan kembali dengan proses daur ulang. Perlu bagi masyarakat untuk dapat memilah limbah sehingga lebih mudak penanganannya baik yang akan dikomposkan maupun didaur ulang.

LIMBAH B3 ( BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)
Definisi :

Limbah B3 menurut PP RI No . 18 / 1999 tentang pengelolaan limbah B3

Isi : Sisa suatu kegiatan  yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak langsung.

Limbah dikelompokkan menjadi B3 jika mengandung satu atau lebih sifat-sifat berikut :

  • mudah meledak ( explosive)
  • pengoksidasi (oxidizing)
  • amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
  • sangat mudah terbakar (highly flammable)
  • mudah terbakar (flammable)
  • amat sangat beracun (extremely toxic)
  • sangat beracun (highly toxic)
  • beracun ( moderately toxic)
  • berbahaya (harmful)
  • korosif (corrosive)
  • bersifat mengiritasi (irritant)
  • berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
  • karsinogenik (carcinogenic) dapat menyebabkan kanker
  • teratogenik (teratogenic) dapat menimbulkan kecacatan janin
  • mutagenik (mutagenic) dapat menyebabkan mutasi.
Zat/ bahan dapat diklasifikasikan sebagai limbah B3 karena memiliki sifat-sifat :

  • Mudah meledak, yaitu limbah B3 yang mengandung bahan-bahan yang mudah meledak pada suhu dan tekanan standart (25oC, 760 mm Hg).
  • Mudah terbakar
  • Bersifat reaktif
  • Beracun berdasarkan TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure)
  • Bersifat korosi
  • Menyebabkan infeksi

13. Limbah Berdasarkan Wujudnya

a. Limbah cair
Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan – bahan buangan lainnya yang bercampur maupun yang terlarut dengan air.
Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :

1.       Limbah cair Domestik
Limbah  cair hasil buangan  dari perumahan  (rumah tangga), bangunan perdagangan,perkantoran dan sarana sejenisnya
Contohnya :  Air deterjen sisa bilasan pakaian, air sabun, dan air tinja.
2.       Limbah cair Industri
Limbah cair hasil buangan Industri
Contohnya: Air cucian  daging,buah atau sayur dan ikan dari industry pengelolaan  makanan dan sisa perwarna kain / bahan dari industry tekstil
3.       Rembesan dan Luapan
Rembesan dan Luapan  yaitu Limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair  melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan  dari permukaan
Contohnya:  Air buangan dari talang atap, Pendingin Ruangan (AC)
4.       Air Hujan
Limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas permukaan tanah yang membawa partikel – partikelbuangan padat atau cair.

b.      Limbah Padat
Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat di lingkungan biasanya disebut sampah
Ada 6 kelompok ( klasifikasi) menurut istilah :
1.       Sampah Organik mudah busuk
Limbah padat semi basah, berupa bahan – bahan organic yang mudah membusuk atau teruai mikroorganisme umumnya berasal dari sector pertanian dan makanan
Contohnya Sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran dan kulit buah – buahan.
2.       Sampah anorganik dan organic tak membusuk
Limbah padat anorganikatau organic cukup kering yang sulir teruai oleh mikroorganisme sehingga sulit untuk membusuk.
Contoh : Kertas , plastik, kaca, dan logam
 3.       Sampah abu
limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran.Sampah ini mudah terbawa angina karena ringan dan tidak mudah membusuk.
4.       Sampah bangkai binatang
Semua limbah berupa bangkai binatang
Contohnya : Bankai tikus,ikan, dan binatang ternak yang mati.
5.       Sampah sapuan
Limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi sampah yang tersebar dijalanan
Contohnya : Dedaunan, kertas, dan platik.
 6.       Sampah industry
Semua limbah padat yang berasal dari buangan industry yang tergantung dari jenis industrinya.
Contohnya : Logam

c.       Limbah Gas
Limbah gas biasanya dibuang ke udara yang mengandung unsur – unsur kimia seperti O2 dan N2, NO2 , CO2, H2 dan lain – lain

14.  Polusi Sekunder

Polusi/pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh polutan dari sumber-sumber alami atau oleh kegiatan manusia. Polutan udara dapat dibedakan menjadi polutan primer dan polutan sekunder. Polutan primer ditimbulkan Iangsung dari sumber pencemaran udara, contohnya karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2). Polutan sekunder terbentuk dari reaksi polutan primer di atmosfer, contohnya sulfur trioksida (SO3) dan ozon (O3).

15. Indikator Pencemaran Air Secara Biologi

Indikator biologi
Jumlah dan susunan organisme dalam air sangat berhubungan dengan tingkat polusi air. Beberapa fitoplankton, rentan terhadap polutan sehingga keberadaannya di perairan mengindikasikan kondisi air yang cukup bersih. Sebaliknya keberadaan protozoa parasit dan bakteri koliform dalam air mengindikasikan telah terkjadi polusi air. Tingkat jumlah bakteri koliform pada perairan menunjukkan bahwa perairan tersebut telah tercemar kotoran tinja manusia dan hewan. Keberadan bakteri koliform pada perairan dapat mengindikasikan adanya mikroorganisme patogen, seperti protozoa parasit, bakteri pathogen dan virus yang juga biasa terdapat pada manusia dan hewan.

 Biologi : bakteri coliform (Eschericia coli), protozoa parasit, dan plankton.
Air tercemar jika mengandung bakteri coliform dan protozoa parasit.
Air cukup bersih jika masih mengandung fitoplankton (Diatom dan Dinoflagellata) dan zooplankton (Rotifera)

16. Indikator Pencemaran Air Secara Kimia

Indicator kimia
Kandungan senyawa-senyawa kimia dalam air dapat menjadi indicator terjadinya pencemaran/polusi air. Berikut ini beberapa contohnya.

Kandungan nutrisi
Nutrisi yang larut di air seperti unsure nitrogen, fosfor dan karbon dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme fotosintetik di perairan. Kandungan nutrisi di perairan yang terlalu tinggi dapat menjadi salah satu penyebab polusi air yang membahayakan berbagai biota air

Kandungan logam berat
Keberadaan logam berat dalam air, seperti timbale, merkuri, sianida dan cadmium, menunjukkan telah terjadi polusi air. Kandungan logam berat dalam air melebihi baku mutu dapat berdampak negative bagi biota air dan kesehatan manusia.

Oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO)
Oksigen dibutuhkan oleh kebanyakan biota air. Pengukuran oksigen terlarut akan menunjukkan volume oksigen yang terlarut di air masuknya zat polutan, seperti buangan pupuk, sampah organic dapat mnurunkan volume oksigen terlarut. Jumlah oksigen terlarut di air sebaiknya antara 4.0 hingga 12.0 mg/L.

Kebutuhan oksigen biokimia (biochemical oxygen demand/BOD)
BOD sangat berhubungan dengan DO. BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup di dalam air untuk kebutuhan respirasinya. Semakin rendah kadar oksigen terlarut (DO) dalam air, semakin tinggi kadar BOD dalam air tersebut.

pH
Nilai pH air menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air. Nilai pH air yang normal adalah antara 6.5 hingga 9.0.

17. Macam-macam Polutan Udara

Polutan Udara adalah pencemaran akibat masuknya bahan atau zat asing, energi, dan komponen lainnya ke udara. Zat-zat pencemar (polutan) yang ada di udara umumnya berupa debu, asap, dan gas buangan hasil pembakaran bahan bakarfosil, seperti minyak dan batu bara oleh kendaraan/alat transportasi dan mesin-mesin pabrik.Gas buangan yang mengandung zat yang berbahaya, misalnya asap, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (C02), sulfur oksida (S02), nitrogen oksigen (NO, N02, NOx), CFC, dan sebagainya.
Asap adalah hasil pembakaran bahan organik yang tidaksempurna. Pembakaran hutan, plastik, dan sampah organik akan menghasilkan asap yang berdampak langsung kepada fungsi mata, saluran pernapasan, dan aktivitas manusia.
Karbon monoksida (CO)
 adalah suatu komponen yang bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa, yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas 192°C, mempunyai berat sebesar 96,9% dari berat air dan tidak larut dalam air.
Karbon dioksida (C02)
Karbon dioksida (C02) dihasilkan dari pembakaran bahan organik, seperti minyak bumi, batu bara, kayu, dan Iain-Iain oleh mesin pabrik dan kendaraan. C02 terbesar dihasilkan dari pembakaran bahan bakarfosil, seperti minyak bumi dan batu bara.
CFC (Chloro fluoro carbon)
CFC biasanya digunakan sebagai bahan pendingin pada AC dan kulkas, CFC dipergunakan sebagai aerosol pada penyemprotan rambut, pengharum, dan pembasmi serangga.
Sulfur oksida (SO)
terutama disebabkan oleh dua komoponen gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur oksida (S02) dan sulfur trioksida (S03). Keduanya disebut sebagai SOx. Sulfur oksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.
Nitrogen oksida (NO)
Nitrogen oksida (NOx) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang terdiri atas gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen oksida (N02).

a. Karbon monoksida
Di atmosfer, gas karbon monoksida (CO) sangat sedikit, sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas padat, konsentrasi gas CO dapat mencapai 10-15 ppm. Gas CO yang terhirup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah sehingga menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah pusing, sakit kepala, rasa mual, ketidaksadaran (pingsan), kerusakan otak, dan kematian. Gas CO dapat berdampak pada kulit dan menyebabkan masalah jangka panjang pada penglihatan.
b. Sulfur Oksida
Sulfur oksida, nitrogen oksida, dan ozon pada Konsentrasi rendah dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan. Ketiga gas tersebut dalam waktu cukup lama dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang kronis, seperti bronkitis, erfisema, dan asma. Penyakit ini umumnya ditandai kesulitan bernapas (sesak) akibat kerusakan organ pernapasan. Sulfur oksida dan ozon bersifat racun bagi tumbuhan, pada konsentrasi tertentu dapat menyebabkan kematian
c. Materi Partikulat
Materi partikulat, seperti serbuk batu bara, serbuk kuarsa, dan serat asbes, dapat menyebabkan penyakit paru-paru. di area pabrik, konstruksi bangunan, dan pertambangan Pekerja di area itu beresiko tinggi terkena penyakit ini dan penyakit dapat lebih parah mulai dari peradangan sampai pembentukan tumor. Timbal sangat beracun (toksik) dan bisa terakumulasi dalam tubuh, serta menyerang berbagai tubuh, seperti sistem pencernaan dan sistem saraf.,fungsi jantung dan ginjal. Timbal dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada anak-anak.
d. Asap Rokok
mengandung berbagai zat berbahaya seperti benzo-a-pyrene dan formaldehid yang berpotensi menimbulkan bermacam-macam penyakit seperti gangguan pernapasan, penyakit jantung, dan kanker paru-paru.
e. Zat-zat penyebab kanker
Zat-zat penyebab kanker seperti kloroform, para-diklorobenzena, tetrakloroetilen, trikloroetan, dan radioaktif (misalnya radon). Zat-zat tersebut merupakan jenis polutan udara di dalam ruangan (indoor air pollutants) yang berpotensi menimbulkan kanker bila terdapat dalam konsentrasi tinggi.
f. Suara
Kontak dengan suara bising dalam waktu lama dapat menimbulkan kerusakan organ pendengaran. Kerusakan dapat bersifat permanen, seperti ketulian. Polusi suara juga dapat mempengaruhi sistem tubuh lainnya. Suara yang bising dapat menyebabkan gangguan pada jantung, sakit kepala, dan stres secara psikologis.

18. Dampak Polusi Udara

a. Gangguan Kesehatan
b. Asbut (Asap dan Kabut)
dari bahasa Inggris smog (singkatan dari kata smoke and fog) .Istilah ini muncul sekitar awal abad ke20, di kota London akibat revolusi industri. Berdasarkan jenis polutan penyebabnya, asbut dapat dibedakanmenjadi asbut industri dan asbut fotokimia. Asbut industri seperti sulfur oksida dan materi
partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri. Partikulat yang terkandung dalam asbut industri menyebabkan warnanya tampak keabuan. Asbut fotokimia seperti nitrogen oksida yang berasal dari kendaraan bermotor dan hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber.
Kedua polutan ini akan mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon. Ozon bereaksi dengan berbagai polutan udara lainnya membentuk jenis polutan sekunder yang berbahaya bagi kesehatan. Hidrogen oksida menyebabkan asbut fotokimia tampak berwarna kecoklatan. Asbut dapat mengganggu penglihatan sehingga menghambat berbagai aktivitas manusia, misalnya penerbangan. Di Indonesia asbut ditimbulkan juga oleh kebakaran hutan.
c. Hujan Asam
Hujan sebenarnya secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6, karena CO, dengan uap air di udara membentuk asam lemah yang bermanfaat untuk melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan). Berbagai polutan udara dapat meningkatkan keasaman air hujan, sehingga disebut hujan asam. Disebut hujan asam jika memiliki pH 5,6. Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah nitrogen oksida dan sulfur dioksida. Zat-zat ini di atmosfer akan bereaksi dengan uap air untuk membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan asam nitrit yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan.
d. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata bumi. Pemanasan global terjadi akibat efek rumah kaca yang ditimbulkan oleh gas-gas rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan peristiwa tertahannya atau terperangkapnya panas matahari di lapisan atmosfer bumi bagian bawah oleh gas-gas rumah kaca yang membentuk lapisan di atmosfer. Gas-gas rumah kaca tersebut rnemerangkap panas di bumi dengan cara menyerap panas matahari dan memantulkannya kembali ke bumi. Seharusnya, sebagian besar panas matahari dipantulkan ke luar angkasa. Hal ini menyebabkan suhu bumi meningkat sehingga terjadi pemanasan global.
e. Penipisan Ozon di lapisan Stratosfer
Ozon di lapisan stratosfer memiliki peran penting dalam menyerap radiasi sinar UV (ultraviolet) yang dipancarkan matahari ke bumi. Sinar UV rnemiliki dampak yang buruk terhadap makhluk hidup, di antaranya menimbulkan mutasi, kanker kulit, penyakit pada tumbuhan, dan pada akhirnya menurunkan populasi makhluk hidup. Sejumlah senyawa polutan dapat menghancurkan ozon sehingga jumlahnya berkurang. Senyawa yang dapat menghancurkan ozon adalah senyawa yang mengandung unsur klorin (CI) dan bromin (Br). Contoh senyawa yang paling dikenal sebagai penyebab penipisan ozon adalah klorofluorokarbon (CFC) yang berasal terutama dari aerosol, lemari pendingin, dan pendingin udara (AC). Senyawa lain yang juga dapat menyebabkan penipisan ozon adalah metil bromida yang dapat ditemukan dalam pestisida dan metil kloroform serta karbon tetraklorida yang banyak digunakan sebagai pelarut di industri. Saat ini, upaya untuk mencegah terjadinya penipisan ozon lebih lanjut telah banyak dilakukan. Salah satunya dengan cara mengurangi produksi senyawa penghancur ozon seperti CFC.

20. Polutan yang disebabkan oleh polutan di Air

Air yang telah tercemar, baik oleh senyawa organik maupun senyawa anorganik akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Pencemaran air dapat terjadi di air yang tergenang (tidak mengalir), air yang mengalir di permukaan, atau air tanah.

Berbagai penyakit karena pencemaran air :
a. Penyakit menular, karena air yang tercemar menjadi media bagi perkembangbiakan dan persebaran mikroorganisme, termasuk mikroba pathogen dan tidak bersih lagi. Air yang tercemar oleh limbah organik, terutama yang berasal. dari industri pengolahan makanan dan kotoran manusia atau hewan merupakan tempat yang subur untuk perkembangbiakan mikroorganisme. Mikroorganisme patogen yang berkembang biaK dalam air menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit menular.

VIRUS
Jenis Mikoroba : Virus Hepatitis A
penyakit : Hepatitis A
Gejala penyakit :demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan. pembengkakan hati sehingga tubuh menjadi kuning

Jenis Mikoroba : Virus Polio
penyakit : Poliomyletis
Gejala penyakit :tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung, kelumpuhan dan kemunduran fungsi otot

BAKTERI
Jenis Mikoroba : Vibrio cholerae
penyakit : Kolera
Gejala penyakit : diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan sangat banyak sehingga menyebabkan kejang dan lemas

Jenis Mikoroba : Escherichia coli
penyakit : Diare
Gejala penyakit :buang air besar berkali-kali dalam sehari, kotoran encer (mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut

Jenis Mikoroba : Salmonella typhosa
penyakit : Tipus
Gejala penyakit : sakit kepala, demam, diare, muntah-muntah, peradangan dan pendarahan usus

Jenis Mikroba : Shigella disentriae
penyakit : disentri
Gejala penyakit : infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit perut

Protozoa
Jenis Mikroba : Entamoeba histolytica
penyakit : Disentri amoeba
Gejala penyakit : Sama seperti disentri bakteri

Jenis Mikroba : Balantidium coli
penyakit : Balantidiasis
Gejala penyakit : Peradangan usus, diare berdarah

Jenis Mikroba : Giardia lambia
penyakit : Giardiasis
Gejala penyakit : diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa, keletahan

METAZOA
(Cacing Parasit)
Jenis Parasit : Ascaris lumbricoides (cacing getang)
penyakit : Ascariasis
Gejala penyakit : demam, sakit perut yang parah, matabsorbsi, muntah-muntah, ketelahan

Jenis Parasit : Taenia saginata
(cacing pita)
penyakit : Taenisiasis
Gejala penyakit : gangguan pencernaan, rasa mual, kehitangan berat badan, rasa gatat di anus

Jenis Parasit : Schistosoma sp. (cacing pipih)
penyakit : Schistosomiasis
Gejala penyakit : gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga terdapat darah daLam urin, diare, tubuh lemas, sakit perut yang terjadi berulang-ulang

b. Penyakit tidak menular, 
Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air telah tercemar oleh senyawa anorganik, seperti logam berat. Namun, ada juga senyawa organik yang dapat menimbulkan penyakit, terutama yang mengandung unsur klorin (CI), seperti DDT dan PCB. Polutan-polutan ini dapat menimbulkan penyakit karena sifatnya beracun bagi tubuh.
Beberapa polutan :

Kadmium (Cd), logam berat yang digunakan oleh banyak industri dalam proses produksinya. Contohnya, pabrik pipa PVC, pabrik pembuatan karet, dan pabrik kaca. Logam Cd dapat terserap tubuh manusia, dan akan terakumulasi di organ-organ tubuh, terutama di ginjal dan hati. Keracunan kadmium memengaruhi otot polos pembuluh darah, sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan dapat menyebabkan gagal jantung. Keracunan kadmium mengakibatkan kerusakan pada organ ginjal dan hati.

Kobalt (Co), digunakan dalam industri sebagai bahan campuran untuk pembuatan mesin pesawat, magnet, alat pemotong atau penggiling, serta untuk pewarna kaca, keramik, dan cat. Co dibutuhkan sedikit dalam proses pembentukan sel darah merah dan diperoleh melalui vitamin B12. Kobalt dalam konsentrasi tinggi (150 ppm atau lebih) di tubuh manusia akan merusak kelenjar tiroid (gondok) sehingga penderita akan kekurangan hormon yang dihasilkan kelenjar tersebut, juga menyebabkan gagal jantung dan edema (pembengkakan jaringan akibat akumulasi cairan dalam sel).

Merkuri (Hg), merkuri untuk berbagai proses industri, seperti proses pembuatan klorin atau juga terdapat pada baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung, kosmetik, dan hasil pembakaran batu bara. Logam merkuri terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup berasal dari konsumsi hewan-hewan air yang telah tercemar merkuri. Efek merkuri : merkuri dapat menyebabkan janin menjadi cacat mental (pada wanita hamil), menyebabkan kerusakan ginjal, saraf, dan jantung , pada konsentrasi rendah, merkuri dapat menimbulkan sakit kepala, depresi, dan perubahan perilaku.

Timbal (Pb), berasal dari berbagai sumber, seperti rembesan Pb dari sampah kaleng yang mengandung timbal, cat yang mengandung timbal, bahan bakar bertimbal, pestisida, dan dari korosi pipa-pipa yang mengandung timbal. Konsentrasi > 15 mg/di dalam darah dianggap berbahaya bagi kesehatan . Pb dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau kematian janin, pada anak-anak menyebabkan kecacatan mental dan gangguan fisik, pada orang dewasa timbal meningkatkan resiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi).

Senyawa Organik Berklorin, Contohnya adalah dikloro-difenil¬:rikloroetana (DDT), aldrin, heptaklor, dan klordan yang menjadi insektisida, juga senyawa kimia industri ada yang merupakan senyawa organik berklorin, contohnya poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin. Senyawa tersebut terakumulasi dalam lubuh makhluk hidup dan konsentrasinya terus meningkat pada posisi piramida makanan yang lebih tinggi. Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ, terutama hati dan ginjal, serta beberapa diteliti dapat menimbulkan kanker.

42. Dampak Pemanasan Global

Gas-gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global meliputi berbagai polutan udara, seperti karbon dioksida (CO2), metan (CH4), nitrat oksida (Nip), hidrofluorokarbon (HFC), dan kiorofluorokarbon (CFC). Suhu bumi terus meningkat seiring dengan peningkatan emisi gas-gas rumah kaca menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
Terjadinya peningkatan suhu bumi akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan meningkatkan suhu air taut. Dampak lebih lanjut dari pemanasan global di antaranya sebagai berikut:
• Menambah volume air laut sehingga permukaan air laut akan naik.
• Menimbulkan banjir di daerah pantai.
• Dapat menenggelamkan pulau-pulau dan kota-kota besar yang di tepi laut
• Meningkatkan penyebaran penyakit menular.
• Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal.
• Tanah akan lebih cepat kering, walaupun sering terkena hujan. Kekeringan tanah ini akan mengakibatkan banyak tanaman mati. Dengan demikian, di beberapa tempat dapat mengalami kekurangan makanan.
• Akan sering terjadi angin besar di berbagai tempat.
• Berpindahnya hewan ke daerah yang lebih dingin.
• Musnahnya hewan dan tumbuhan, termasuk manusia, yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.
Meningkatnya suhu global berakibat juga terhadap meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Intensitas dan pola musim hujan yang makin menyimpang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

21. Metode Pengolahan Limbah dengan Mikroorganisme


Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umurn digunakan, yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds/lagoons).

a. Metode trickling filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan ketebalan ± 1 –3 m. Limbah cair kemudian disemprotka¬n permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.

Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan Iebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.

b. Metode activated sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan di dalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung di dalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara untuk aerasi pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih diperlukan.

c. Metode treatment ponds/lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh di permukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses penguraian degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan di dasar kolam, air limba h dapat disalurkan untuk dibuang ke lingkungan atau diolah

22. Pengolahan Limbah padat


Sampah yang dihasilkan manusia begitu banyak sehingga bila tidak ditangani akan menimbulkan banyak masalah pencemaran. Beberapa metode pengolahan sampah telah diterapkan manusia untuk menangani permasalahan sampah. Masing-masing metode tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan. Belum ada satupun dari metode yang telah diterapkan manusia yang dapat menyelesaikan permasalahan sampah dengan sempurna. Oleh karena itu, masih perlu terus dikembangkan berbagai metode baru atau modifikasi yang dapat menyempurnakan metode yang telah ada. Berikut akan kamu pelajari beberapa metode pengolahan limbah padat (sampah) yang telah umum diterapkan.

B.1. Penimbunan
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan, biasanya di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Metode ini merupakan metode kuno yang sebenarnya tidak memberikan banyak keuntungan. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kurnan penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan tersebut, dapat terbawa zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh metode open dumping menyebabkan dikembangkan metode penimbunan sampah yang lebih balk, yaitu sanitary landfill. Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Sampah yang ditimbun dipadatkan, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah tipis setiap hari. Hal ini akan mencegah tersebarnya gas metan yang dapat mencemari udara dan berkembangbiaknya berbagai agen penyebab penyakit.
Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem lapisan ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Di sebagian besar negara maju, penimbunan sampah dengan metode open dumping telah banyak digantikan oleh metode sanitary landfill. Namun, di Indonesia, tempat penimbunan sampah yang menggunakan metode sanitary landfill masih jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang melakukan penimbunan terbuka (open dumping).

Kelemahan utama penanganan sampah dengan cara penimbunan adalah cara ini menghabiskan lahan. Sampah akan terus terproduksi sementara lahan untuk penimbunan akan semakin berkurang. Sampah yang ditimbun sebagian besar sulit terdegradasi sehingga akan tetap berada di area penimbunan untuk waktu yang sangat lama. Selain itu, meskipun telah menggunakan sanitary landfill, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat berbahaya dapat erembes dan mencemari tanah serta air. Gas metan yang terbentuk dalam timbunan mungkin saja mengalami akumulasi dan beresiko meledak.

B.2. Inseinerasi

Insinerasi adalah pembakaran sampah/Iimbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan. Meski demikian, tidak semua jenis limbah padat dapat dibakar dalaminsinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk insinerasi di antaranya adalah kertas, plastik, dan karet, sedangkan contoh jenis limbah padat yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan, dan baterai.
Kelemahan utama metode insinerasi adalaah biayanya yang mahal, selain itu insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu /ashes pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa yang berbahaya.
Kelemahan utama metode insinerasi adalah biaya operasi . yang mahal. Selain itu, insinerasi menghasiIkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu ashpembakaranyangkemungkinan mengandung senyawa berbahaya.

B.3. Pembuatan Kompos

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti sayuran, daun dan ranting, serta kotoran hewan, melalui proses degradasi/penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam kompos dapat membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman.
Pembuatan kompos merupakan saIah sate cara terbaik untuk mengurangi timbunan sampah organik. Cara ini sangat cocok diterapkan di Indonesia, karena cara pembuatannya relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, kompos dapat dijual sehingga dapat memberikan pemasukan tambahan atau bahkan menjadi alternatif mata pencaharian.

Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat kompos adalah EM4 (Effective Microorganism 4). EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah/sampah organik, menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, di antaranya Lactobacillus sp., Rhodopseudomonas sp., Actinomyces sp., dan Streptomyces sp., dan khamir (ragi), yaitu Saccaharomyces cerevisiae. Kompos yang dibuat menggunakan EM4 yang dikenal juga dengan bokashi.
Kompos dapat juga dibuat dengan bantuan cacing tanah karena cacing tanah mampu menguraikan bahan organik. Kompos yang dibuat dengan bantuan cacing tanah dikenal juga dengan sebutan kascing. Cacing tanah yang dapat digunakan adalah cacing dari spesies Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus, Pheretima defingens, dan Eisenia foetida. Cacing tanah akan menguraikan bahan-bahan kompos yang sebelumnya sudah diuraikan oleh mikroorganisme. Keterlibatan cacing tanah dan mikroorganisme dalam pembuatan kompos menyebabkan pembentukan kompos menjadi lebih efektif dan cepat.

B.4. Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan diolah menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Contoh beberapa jenis limbah padat yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, logam (seperti besi, baja, dan alumunium), plastik, dan karet.

Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang jenisnya sama atau produk jenis lain. Contohnya, limbah kertas bisa didaur ulang menjadi kertas kembali. Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa didaur ulang menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan aspal untuk menjadi bahan pembuat jalan. Kaleng alumunium bekas bisa didaur ulang menjadi kaleng alumunium lagi. Botol plastik bekas yang terbuat dari plastik jenis polyetilen terftalat (PET) bisa didaur ulang menjadi berbagai produk lain, seperti baju poliyester, karpet, dan suku cadang mobil. Gelas dan peralatan plastik

23. Prinsip 3 R

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.
Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.

Contoh kegiatan reuse sehari-hari:

  • Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
  • Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.
  • Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
  • Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
  • Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:

  • Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
  • Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
  • Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
  • Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
  • Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
  • Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.
Contoh kegiatan recycle sehari-hari:

  • Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
  • Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
  • Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
  • Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.

24. Metode Pembuangan Limbah B3

a. Sumur dalam/sumur injeksi (deep well injection)
Sarah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air.
Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadi kebocoran atau korosi pipa, atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes ke lapisan tanah.

b. Kolam penyimpanan (surface impoundments)
Limbah 133 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersarna air limbah sehingga mencemari udara.

c. Landfill untuk limbah B3 (secure landfills)
Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landfill ini harus dilengkapi peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memiliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.

25. Kelemahan Metode Pembuangan Limbah B3

a. Sumur dalam/sumur injeksi (deep well injection)
Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadi kebocoran atau korosi pipa, atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes ke lapisan tanah.

b. Kolam penyimpanan (surface impoundments)
Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersarna air limbah sehingga mencemari udara.

c. Landfill untuk limbah B3 (secure landfills)
Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memiliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.

43. Penjelasan Pengolah Limbah Padat

Sampah yang dihasilkan manusia begitu banyak sehingga bila tidak ditangani akan menimbulkan banyak masalah pencemaran. Beberapa metode pengolahan sampah telah diterapkan manusia untuk menangani permasalahan sampah. Masing-masing metode tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan. Belum ada satupun dari metode yang telah diterapkan manusia yang dapat menyelesaikan permasalahan sampah dengan sempurna. Oleh karena itu, masih perlu terus dikembangkan berbagai metode baru atau modifikasi yang dapat menyempurnakan metode yang telah ada. Berikut akan kamu pelajari beberapa metode pengolahan limbah padat (sampah) yang telah umum diterapkan.

B.1. Penimbunan
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan, biasanya di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Metode ini merupakan metode kuno yang sebenarnya tidak memberikan banyak keuntungan. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kurnan penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan tersebut, dapat terbawa zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh metode open dumping menyebabkan dikembangkan metode penimbunan sampah yang lebih balk, yaitu sanitary landfill. Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Sampah yang ditimbun dipadatkan, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah tipis setiap hari. Hal ini akan mencegah tersebarnya gas metan yang dapat mencemari udara dan berkembangbiaknya berbagai agen penyebab penyakit.
Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem lapisan ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Di sebagian besar negara maju, penimbunan sampah dengan metode open dumping telah banyak digantikan oleh metode sanitary landfill. Namun, di Indonesia, tempat penimbunan sampah yang menggunakan metode sanitary landfill masih jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang melakukan penimbunan terbuka (open dumping).

Kelemahan utama penanganan sampah dengan cara penimbunan adalah cara ini menghabiskan lahan. Sampah akan terus terproduksi sementara lahan untuk penimbunan akan semakin berkurang. Sampah yang ditimbun sebagian besar sulit terdegradasi sehingga akan tetap berada di area penimbunan untuk waktu yang sangat lama. Selain itu, meskipun telah menggunakan sanitary landfill, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat berbahaya dapat erembes dan mencemari tanah serta air. Gas metan yang terbentuk dalam timbunan mungkin saja mengalami akumulasi dan beresiko meledak.

B.2. Inseinerasi

Insinerasi adalah pembakaran sampah/Iimbah padat menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan. Meski demikian, tidak semua jenis limbah padat dapat dibakar dalaminsinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk insinerasi di antaranya adalah kertas, plastik, dan karet, sedangkan contoh jenis limbah padat yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan, dan baterai.
Kelemahan utama metode insinerasi adalaah biayanya yang mahal, selain itu insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu /ashes pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa yang berbahaya.
Kelemahan utama metode insinerasi adalah biaya operasi . yang mahal. Selain itu, insinerasi menghasiIkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu ashpembakaranyangkemungkinan mengandung senyawa berbahaya.

B.3. Pembuatan Kompos

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti sayuran, daun dan ranting, serta kotoran hewan, melalui proses degradasi/penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam kompos dapat membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman.
Pembuatan kompos merupakan saIah sate cara terbaik untuk mengurangi timbunan sampah organik. Cara ini sangat cocok diterapkan di Indonesia, karena cara pembuatannya relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, kompos dapat dijual sehingga dapat memberikan pemasukan tambahan atau bahkan menjadi alternatif mata pencaharian.

Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat kompos adalah EM4 (Effective Microorganism 4). EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah/sampah organik, menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, di antaranya Lactobacillus sp., Rhodopseudomonas sp., Actinomyces sp., dan Streptomyces sp., dan khamir (ragi), yaitu Saccaharomyces cerevisiae. Kompos yang dibuat menggunakan EM4 yang dikenal juga dengan bokashi.
Kompos dapat juga dibuat dengan bantuan cacing tanah karena cacing tanah mampu menguraikan bahan organik. Kompos yang dibuat dengan bantuan cacing tanah dikenal juga dengan sebutan kascing. Cacing tanah yang dapat digunakan adalah cacing dari spesies Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus, Pheretima defingens, dan Eisenia foetida. Cacing tanah akan menguraikan bahan-bahan kompos yang sebelumnya sudah diuraikan oleh mikroorganisme. Keterlibatan cacing tanah dan mikroorganisme dalam pembuatan kompos menyebabkan pembentukan kompos menjadi lebih efektif dan cepat.

B.4. Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan diolah menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Contoh beberapa jenis limbah padat yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, logam (seperti besi, baja, dan alumunium), plastik, dan karet.

Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang jenisnya sama atau produk jenis lain. Contohnya, limbah kertas bisa didaur ulang menjadi kertas kembali. Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa didaur ulang menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan aspal untuk menjadi bahan pembuat jalan. Kaleng alumunium bekas bisa didaur ulang menjadi kaleng alumunium lagi. Botol plastik bekas yang terbuat dari plastik jenis polyetilen terftalat (PET) bisa didaur ulang menjadi berbagai produk lain, seperti baju poliyester, karpet, dan suku cadang mobil. Gelas dan peralatan plastik

26. Contoh Populasi

Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau individu, tetapi atas sekumpulan antar makhluk hidup yang menempati suatu kawasan tertentu. Namun sekumpulan makhluk hidup ini hanya disebut populasi jika memiliki jenis yang sama atau satu spesies
Sebagai contoh populasi, perhatikanlah kolam ikan yang dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti ganggang, lumut, serangga, air, ikan mas, dsb. Jika setiap jenis makhluk hidup ini jumlahnya lebih dari satu, maka pada kolam ikan akan terbentuk  populasi ganggang, populasi lumut, populasi serangga air, dsb

27. Interaksi Antar Populasi

Interaksi antar komponen biotik merupakan interaksi yang terjadi antar populasi organisme yang menyusun ekosistem.

a. MUTUALISME
Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang berbeda. Hubungan mutualisme akan menguntungkan bagi kedua organisme yang terlibat didalamnya. Beberapa spesies dapat hidup tanpa organisme partner mutualismentya. Hubungan seperti ini disebut dengan MUTUALISME FAKULTATIF. Berbeda lagi dengan mutualisme Obligatif, yaitu hubungan yang terjadi antara kedua jenis organisme yang hanya dapat hidup dengan bermutualisme. Contoh bentuk mutualisme adalah bakteri yang hidup didalam system pencernaan hewan Herbivora. Hewan herbivore berukuran besar tidak bisa mencerna selulosa. Dibutuhkan bakteri simbiotik atau protozoa pada saluran pencernaan hewan tersebut untuk memecah selulosa.
Beberapa contoh Mutualisme lainnya:
·         Simbiosis antara fungi dengan ganggang hijau biru membentuk Lichen
·         Simbiosis fungi dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza
·         Simbiosis antara semut dengan Aphit, semut melindung Aphit dari pemangsanya, sedangkan Aphit memberikan cairan sejenis madu kepada semut

b. KOMENSALISME
Komensalisme merupakan bentuk hubungan antau interaksi antar organisme dari dua spesies yang berbeda, yang mana hanya satu organisme saja yang memperoleh keuntungan sedangkan lainnya tidak terpengaruh. Hubungan antara ikan remora dengan ikan hiu merupakan contoh komensalisme. Ikan remora menempel pada badan ikan hiu, sehingga ikan remora dapat berpindah tempat dengan cepat, ikan remora juga mendapatkan keuntungan lainnya, yaitu memperoleh makanan sisa dari ikan hiu. Ikan hiu sendiri tidak diuntungkan dann juga tidak dirugikan dari keberadaan ikan remora

c. ALELOPATI
Alelopati adalah hubungan atau interaksi antarorganisme, yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme lainnya melalui pelepasan toksin atu racun

d. PREDASI
Predasi adalah  Hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu organisme memakan organisme lainnya
Organisme yang memakan disebut PREDATOR, sedangkan organisme yang dimakan disebut MANGSA. Pada umumnya hubungan makan dan dimakan ini berlangsung antara spesies yang berbeda, meskipun demikian beberapa hewan pemangsa sesama jenisnya (Kanibalisme).
Contoh hubungan Predasi yaitu pada singa dengan Zebra, Kuda dengan Rumput, dan ular dengan Tikus.

e. KOMPETISI
Kompetisi adalah  Terjadinya hubungan atau interaksi yang menyebabkanpersaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas / relung
Kompetisi terbagi 2, yaitu:
1. kompetisi Intraspesifik yaitu Dapat terjadi antar individu dan spesies yang sama
   Contoh: - persaingan antar tumbuhan Sorghastrum nutans dalam mendapatkan nitrogen

2. Kompetisi Interspesifik yaitu Kompetisi yang terjadi antarindividu dari dua spesies yang berbeda
    Contoh:- Persaingan antara kuda dan sapi dalam memperoleh rumput diladang pengembalaan yang sama

f. Parasitisme
Parasitisme adalahHubungan antar organisme berbeda spesies, yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan mikroorganisme lainnya (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya.
Organisme parasit yang tidak beradaptasi dengan baik akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi inangnya. Ketidaknyamanan bias dalam bentuk iritasi akaibat gigitan atau rasa gatal. Organisme parasit yang menyebabkan sakit pada inangnya disebut dengan PATOGEN

28. Ekosistem Darat

Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe vegetasi dominant disebut dengan bioma.
Bioma adalah ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasi yang dominan pada wilayah tersebut
Jenis-jenis bioma dipengaruhi oleh keadaan iklim, curah hujan, itensitas cahaya matahari, kelembapan, dan posisi lintang ekosistem tersebut.
Macam-macam bioma yang ada dibumi:
a. Hutan Hujan tropis
hutan hujan tropis memiliki ketinggian yang rendah dari permukaan laut. Letak hujan tropis berada sepanjang garis khatulistiwa sehingga hujan tropis memilikiciri lingkungan yaitu, itensitas cahaya mataharinya tinggi, lama waktu siangnya kurang lebih sama dengan malamnya, dan intensitas hujannya tinggi, yaitu berkisar antara 220-225 cm pertahun
b. Padang Rumput
Padang rumput biasa juga disebut dengan stepa dan praire. Intensitas curah hujan dipadang rumput berada pada tingkat sedang, yaitu sekitar 50 sampai 76 cm pertahun. Kondisi padang rumput yang kering umumnya tidak mendukung pertumbuhan pepohonan. 
c. Gurun
Gurun merupakan wilayah dengan intensitas curah hujan yang sangat rendah. Kurangnya air di gurun tidak mendukung terjadinya proses fotosintesis tumbuhan. Kaktus merupakan contoh vegetasi gurun, kaktus merupakan tumbuhan xerofit, yaitu tumbuhan yang mampu hidup pada lingkungan dengan sedikit air. Kemampuan kaktus untuk menyimpan air dan bertahan hidup pada kondisi yang kering menyebabkan kaktus termasuk tumbuhan sukulen
d. Hutan gugur temperate
Intensitas curah hujan di hutan gugur lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis, yaitu sekitar 75-150 cm pertahun. Adaptasi juga dilakukan beberapa jenis hewan ketika musim dingin. Tupai misalnya, akan mengalami hibernasi sepanjang musim dingin. Hibernasi adalah periode dormansi pada hewan.
e. Taiga
Taiga atau hutan conifer mempunyai cirri khas, yaitu mengalami musim dingin yang sangat dingin dan musim panas yang sangat singkat dan dingin. Taiga didominasi oleh tumbuhan conifer yang mampu bertahan terhadap suhu yang demikian dingin. Ciri tumbuhan konifer antara lain daunnya berbentuk jarum dan bersemi sepanjang tahun.
f. Tundra
Tundra berarti daratan tanpa pohon. Tundra disebut juga sebagai padang lumut karena vegetasi utamanya terdiri dari lumut, lumut kerak (lichen sp), dan rumput-rumputan.
Karakteristik tundra, yaitu:
·         Suhu dingin yang ekstrim
·         Keragaman spesiesnya rendah
·         Struktur vegetasinya sederhana
·         Musim tumbuhan dan berkembang biak pendek
Tundra dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tundra artik dan tundra alpine. TUNDRA ARTIK terletak di kutub utara dengan kondisi lingkungan menyerupai gurun, tetapi gurun dengan suhu lingkungan yang dingin. TUNDRA ALPINE terletak di ketinggian gunung dimana pepohonan tidak dapat tumbuh.

29. Rantai Makanan

1. tingkat trofik
interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi.
aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosisitem.
proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan dimakan. proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya. setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat trofik. beberapa macam tingkat trofik seperti produsen, konsumen dan dekomposer. perhatikanlah skema aliran energi pada tingkat trofik berikut ini.
a. produsen
energi memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya matahari) yang sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang dan organisme fotosintetik lainnya. energi cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. seluruh organisme berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat mengolah makanannya melalui fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam suatu ekosistem disebut dengan produsen
b. konsumen
organisme seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain (tumbuhan atau hewan lain) sebagai sumber energinya. organisme yang tidak dapat mengolah makanannya disebut organisme heterotrof atau konsumen. konsumen dalam suatu ekosistem dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat.:
 konsumen tingkat i
(konsumen primer) adalah kelompok organisme yang secara langsung memakan produsen. anggota konsumen primer adalah kelompok herbivora atau pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing dan sebagainya.
konsumen tingkat ii
                     (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen primer. konsumen primer, konsumen sekunder serta seterusnya juga dapat merupakan anggota kelompok omnivora, yaitu organisme yang memakan tumbuhan dan hewan seperti ayam, manusia dan sebagainya.

c. dekomposer atau detritivora
beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi organik dari organisme lain. detritus dapat berupa bangkai, feses, daun busuk dan lain sebagainya. organisme yang memakan detritus disebut dengan detritivora. organisme detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting dan siput biasanya banyak terdapat didalam tanah atau di dasar perairan. organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk terdekomposisi lainnya disebut dekomposer atau saprotrof
2. rantai makanan dan jaring-jaring makanan
proses makan dan dimakan antara satu tingkat trofik dengan tingkat trofik lainnya membentuk urutan dengan arah tertentu yang disebut rantai makanan. melalui rantai makanan energi dapat mengalir dari satu organism eke organisme lainnya. hubungan makan dan dimakan yang kompleks tersebut saling bercabang dan berkaitan sehingga membentuk jaring-jaring makanan.

30. Produtivitas Ekosistem

Energi yang masuk atau diserap suatu organisme tidak seluruhnya digunakan untuk aktivitas tetapi ada sebagian yang disimpan. pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut produktivitas ekosistem. produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder.
1. Produktivitas primer
produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof menyimpan dan mengubah energi cahaya matahari menjadi molekul organik. seluruh energi atau bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis disebut dengan produktivitas primer kotor (ppk). energi yang dihasilkan tersebut tidak seluruhnya disimpan dalam tubuh tumbuhan, sebagian digunakan dalam proses respirasi. jumlah energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis dikurangi dengan energi yang digunakan dalam aktivitas respirasi disebut produktivitas primer bersih (ppb)
2. Produktivitas sekunder
kecepatan organisme heterotrof mengubah dan menyimpan energi yang didapatkan dari makanan disebut produktivitas sekunder

31. Daur Biogeokimia

Perpindahan materi kimia dari lingkungan ke dalam tubuh organisme dan dikembalikan ke alam, yang dalam prosesnya melibatkan komponen dalam ekosistem, disebut daur biogeokimia atau daur materi. disebut daur biogeokimia karena melibatkan unsure biologi, geologi dan kimia.
di alam terdapat 30 sampai 40 unsur kimia yang dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan organisme, diantaranya adalah karbon (C), hydrogen (H), nitrogen (N), sulfur (S), oksigen (O) dan lain sebagainya.
daur materi atau mineral yang terdapat di dalam ekosistem dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu:
  • Daur materi senyawa, yaitu daur materi kimia yang selama proses perpindahannya hanya terjadi proses perubahan bentuk (fasanya), sedangkan bentuk ikatan molekulnya tetap. daur air merupakan contoh daur materi senyawa.
  • Daur materi unsure, yaitu daur materi kimia yang selama proses perpindahannya melibatkan perubahan bentuk dan ikatan molekul. daur karbon, daur nitrogen dan sebagainya merupakan contoh daur materi unsure.
1. Daur air
Perpindahan air yang berkesinambungan dan menyebabkan keseimbangan jumlah air yang terdapat di lautan, daratan dan atmosfer disebut daur hidrologi atau daur air. dalam suatu daur tidak dapat ditentukan awal dan akhir terjadinya daur tersebut, karena seluruh proses saling berhubungan. daur air melibatkan proses evaporasi (penguapan) transpirasi (penguapan air dari organ tumbuhan), presipitasi (hujan, salju) dan kondensi (pembentukan awan).
proses evaporasi merupakan proses penguapan air dari daratan dan lautan menuju atmosfer. air yang menguap dari perairan daratan dan lautan akan mengalami proses kondensasi membentuk gumpalan awan di atmosfer. air yang berada di atmosfer tidak seluruhnya berasal dari proses evaporasi, sebagian kecil berasal dari proses transpirasi, yaitu penguapan air yang terkandung di dalam organ tumbuhan. air yang terkondensasi membentuk awan akan kembali turun ke tanah melalui proses presipitasi atau yang di kenal dengan hujan atau salju

2. Daur Karbon
perpindahan unsure karbon dari lingkungan ke dalam organisme dan kembali lagi ke lingkungan disebut dengan daur karbon.
karbon yang berada diatmosfer (co2) diambil oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. pada proses fotosintesis,  karbon yang ada dalam bentuk senyawa karbon dioksida (co2­) diubah menjadi senyawa yang lebih kompleks, yaitu glukosa (c6h12o6). melalui proses respirasi, karbon kembali dilepaskan ke atmosfer. bahan organic (glukosa) sebagian juga ditransfer ke organisme heterotrof seperti hewan dan manusia melalui proses makan dan dimakan. sama halnya dengan tumbuhan, organisme heterotrof juga mengeluarkan unsure karbon melalui proses respirasi
reaksi fotosintesis
6CO2 + 12H2O + cahaya matahari → C6H126 + 6H2O → 6CO2 + 12 H2O + energi

3. Daur nitrogen
nitrogen (n) merupakan salah satu unsure penting bagi organisme, karena nitrogen merupakan salah satu komponen penyusun dna. peristiwa pindahnya materi nitrogen dari lingkungan ke organisme dan kembali lagi kea lam disebut dengan daur nitrogen. peristiwa daur nitrogen meliputi beberapa peristiwa penting, yaitu fiksasi nitrogen, nitrifikasi, asimilasi, amonifikasi dan denitrifikasi.

a. fiksasi nitrogen
fiksasi nitrogen merupakan proses perubahangas nitrogen (n2), yang tidak reaktif, menjadi ammonia (nh3), yang lebih reaktif. nitrogen difiksasi supaya dapat diikat dan digunakan oleh organisme. beberapa bakteri pengikat nitrogen tinggal dipermukaan akar tumbuhan. contohnya, bakteri rhizobium yang hidupndiakar tumbuhan kacang-kacangan dan membentuk modul. interaksi antara bakteri rhizobium dengan tumbuhan kacang-kacangan disebut dengan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan).
bakteri mendapatkan karbohidrat dari tumbuhan kacang-kacangan, sedangkan tumbuhan mendapatkan nitrogen untuk proses pertumbuhan dan perkembangan.
b. nitrifikasi
perubahan senyawa ammonia (nh3) atau ammonium (nh4+ yang terbentuk ketika ammonia bereaksi dengan air) menjadi nitrat disebut nitrifikasi.
c. asimilasi didalam proses asimilasi, akar tanaman menyerap senyawa nitrat , ammonia, kemudian mengubahnya menjadi  molekul penyususn senyawa protein dan asam nukleat
d. amonifikasi amonifikasi terjadi ketika decomposer mengubah senyawa nitrogen organik pada organisme mati menjadi amonia atau amonium
e, denitrifikasi proses denitrifikasi berlangsung didalam tanah, yaitu ketika terjadi proses perubahan senyawa nitrat menjadi gas dinitrogen kembali keatmosfer.

Daur Belerang / Sulfur (S)
Sulfur terdapat di kerak bumi dan diambil oleh tumbuhan dalam bentuk sulfat. Sulfur merupakan bahan penting untuk membentuk protein. Hewan dan manusia tergantung pada organisme lain untuk mendapatkan sulfur dalam makanan yang mengandung protein.
Gambar daur Sulfur
Daur Posfor/P
Posfor merupakan unsur yang penting untuk membentuk asam nukleat, protein, ATP(Adenosin Tri Posfat). Tanaman mengambil posfor dalam bentuk posfat sedangkan hewan dan manusia mengambil posfor dalam bentuk makanan yang mengandung protein. Daur posfor adalah satu-satunya daur unsur yang tidak melewati udara, atau tidak dalam bentuk gas.
Gambar daur posfor
Daur Karbon (C) dan daur Oksigen (O)
Dua unsur yang berada dalam satu siklus adalah karbon dan oksigen. Oksigen merupakan gas yang penting sebagai bahan untuk respirasi. Sementara karbondioksida merupakan gas yang penting untuk fotosintesis dan merupakan hasil respirasi. Tanaman mengambil karbon dalam bentuk gas karbondioksida, sedangkan hewan dan manusia mengambil karbon dalam bentuk makanan yang mengandung Karbohidrat, Lemak, dan Protein.
Gambar daur karbon dan Oksigen
32. Interaksi Antar Komponen dalam menjaga Lingkungan
Interaksi Antar Komponen Ekosistem dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan.
Aktivitas dan interaksi antar komponen ekosistem memungkinkan proses kehidupan terus berlangsung dan berkesinambngan. Interaksi antar komponen biotic dalam menjaga keseimbnganlingkungan dapat dilihat pada peristiwa rantai makanan dan jarring-jaring makanan. Pada rantai dan jarring makanan hubungan materi dan energi akan mengikat organisme yang satu dengan yang lainnya dalam suatu system yang teratur dan terarah. Adanya interaksi saling membutuhkan antar komponen biotic di rantai makanan dan jaring-jaring makanan , menyebabkan tidak akan ada satu pun satu pun komponen biotic yang populasinya akan bertambah terlalu cepat atau menurun drastic. Keseimbangan lingkungan juga tercipta bila interaksi antara komponen biotic dengan komponen abiotik berjalan dengan sesuai dan berkesinambungan. Faktor lingkungan seperti suhu, air, intensitas cahaya, kelembaban , dan salinitas dapat menjadi factor penentu persebaran organisme di muka bumi. Apabila factor-faktor lingkunganmengalami fluktuasi dengan drastic, populasi organisme yang ada pada lingkungan akan tersebut pun akan terpengaruh. Perubahan kodisi lingkungan abiotik dapat mengancam keseimbangan lingkungan.

33. Suksesi Primer dan Sekunder
Suksesi
Gangguan lingkungan dapat berasal dari alam atau campur tangan manusia. Gangguan alam seperti kebakaran, gempa, badai tornado, dan letusan gunung berapi dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah ada gangguan alam akan memulihkan dirinya sendiri, organisme yang bertahan hidup akan melewati bencana akan mengkolonisasi area bencana. Pada proses pemulihan, struktur komunitas akan mengalami perubahan yang disebut suksesi. Suksesi adalah proses perubahan komposisi species dalam suatu komunitas biologi akibat adanya gangguan dari komunitas tersebut.

Suksesi ada dua macam yaitu primer dan sekunder.

a. Suksesi Primer : perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada suatu kawasan yang pada mulanya hamper tidak ada kehidupan. Bisanya terjadi pada pulau vulkanis baru, atau pada lapisan glasies atau lapisan es. Biasanya diawali dengan tumbuhnay tanaman pioneer atau perintis seperti lumut kerak / Lichenes
b. Suksesi sekunder : terjadi pada area yang mulanya ada kehidupan tetapi kemudian mengalami gangguan yang menyebabkan hilangnya komunitas yang ada di area tersebut dan hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Contoh area penebangan hutan, area pasang naik dan pasang surut.

Suksesi diakhiri dengan adanya komunitas klimaks yang bersifat stabil dan memiliki tingkat keseimbangn lingkungan yang tinggi. Komunitas klimaks biasanya didominasi oleh organisme yang memiliki umur panjang seperti pohon-pohon yang berumur panjang.

Contoh diagram suksesi primer

Gunung meletus ——->Lava—->Lichenes/lumutkerak —->Lumut –> Tanamanpaku—–>Rumput—->Perdu——>Pohon/komunitas klimaks

Contoh diagram suksesi sekunder

Penebanganhutan ——->rumput ——–>perdu ——>pohon/ komunitas klimaks

34. Dampak Eksploitasi Ekosistem

Meningkatnya jumlah populasi manusia juga meningkatkan ancaman bagi lingkungan. Sikap manusia yang cenderung merusak lingkungan memberikan dampak negative terhadap ekosistem. Eksploitasi di luar batas oleh manusia memberikan dampak yang cukup besar bagikerusakan lingkungan.Beberapa dampak negative akan diuraikan berikut ini .

B. 1. Fragmentasi dan Degradasi Habitat

Penggunaan lahan untuk pemenuhan kesejahteraan manusia yang selalu meningkat jumlahnya kadang tidak memperhatikan efek ekologis yang berakibat berkurangnya atau rusaknya habitat alami bagi organisme di lahan tersebut. Fragmentasi terjadi pada hutan yang ditebang/dirambah, pembangunan jalan yang melintasi hutan, pembangunan berbagai sarana di pinggir jalan yang meleintasi hutan menyebabkan perubahan struktur komunitas hutan, kematian pohon, kebisingan, polusi, serta pengurangn lahn untuk habitat organisme asli.

Fragmentasi dan degradasi habitat menyebbkan munculnya masalah lain seperti kematian organisme karena hilangnya sumber mkanan, tempat tinggal sehingga berakibat menurunnya keanekaragaman jenis pda habitat tersebut serta menyebabkan rantai makanandan jarring-jaring makanan banyak yang terputus.

B.2. Terganggunya Aliran energi di dalam Ekosistem

Ekosistem buatan yang sengaja diubah oleh manusia menjadi ekosistem buatan menyebabkan terganggunya aliran energi . Penebangan hutan dan digantikannya dengan lading/sawah membuat ekosistem menjadi sederhana. Terjadi perubahan komposisi dan keanekaragaman produsen, konsumen, detritivora, dn decomposer. Aliran energi yang tadinya kompleks menjadi lebih sederhana dan berakibt rentannya ekosistem terhadap kerusakan.

B. 3. Resistensi Beberapa Species Merugikan

Penggunaan pestisida dan antibiotic yang tidak sesuai takaran/dosis tidak dapat memberantas hama atau pun kumanyan bersifat pathogen. Organisme pengganggu yang tidak mati secara sempurna oleh pestisida atau pun antibiotic ini menjadi kebal oleh pestisida dan antibiotic, Kekebalan ini diturunkan pada generasi berikutnya sehingga akan lebih sulit memberantas hama dan menyembuhkan penyakit yang disebabkan species yang telah resisten. Peningkatan kadar pestisida ataupun antibiotic yang tidak terkendali akan lebih memperparah kondisikarena species ini justru akan semakin resisten.

B.4. Hilangnya Species Penting di dalam Ekosistem

Setiap organisme dalam ekosistem memiliki peran sesuai jabatannya/ nicianya. Hilangnya species tertentu dapat mengubah struktur rantai makanan dan jarring-jaring makanan sehingga menjadi semakin sederhana. Menurunnya populas species tertentu akan mempengaruhi jumlah populasi lain yang terangkai dalam rantai makanan.

B.5. Introduksi Species Asing

Introduksi/masuknya species asing dari satu ekosistem ke ekosistem yang lain biasanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Introduksi kadang terjadi tidak sengaja terbawa oleh alat transportasi yang mengangkut barang dan ketika mendarat/berlabuh ke suatu tempat meninggalkan spescies tersebut. Introduksi species asing selain meningkatkan kesejahteraan manusia kadan juga merugikan karena saat masuk ke suatu wilayah tidak disertai predator alaminya sehingga sulit mengendalikan ledakan populasinya. Contohnya ledakan eceng gondok dan keong mas yang bersifat mengganggu Kedua species itu bukan asli Indonesia.

B.6. Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui
Sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup digolongkan sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan menurunnya jumlah organisme tersebut maupun mutunya. Contohnya adalah penebangan liar untuk mendapatkan kayu ataupu perburuan liar untuk mendapatkan gading, kulit, tanduk dan sebagainya.

B.7. Terganggunya Daur Materi di dalam Ekosistem

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, aktivitasnya pun juga meningkat. Hal ini berakibat terhadap daur biogeokimia. Contohnya adalah pembakaran oleh manusia, aktivitas penggunaan bahan baker yang berlebihan menghasilkan gas CO2 dalam jumlah besar sehingga terjadilah pemanasan global.

35. Introduksi Spesies Asing
Introduksi/masuknya species asing dari satu ekosistem ke ekosistem yang lain biasanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Introduksi kadang terjadi tidak sengaja terbawa oleh alat transportasi yang mengangkut barang dan ketika mendarat/berlabuh ke suatu tempat meninggalkan spescies tersebut. Introduksi species asing selain meningkatkan kesejahteraan manusia kadan juga merugikan karena saat masuk ke suatu wilayah tidak disertai predator alaminya sehingga sulit mengendalikan ledakan populasinya. Contohnya ledakan eceng gondok dan keong mas yang bersifat mengganggu Kedua species itu bukan asli Indonesia.

37. Tujuan AMDAL

  • Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah 
  • Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup darirencana usaha dan/atau kegiatan 
  • Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/ataukegiatan 
  • Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauanlingkungan hidup 
  • Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suaturencanausaha dan atau kegiatan. 
  • Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negative 
  • Digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi ijin usahadan/atau kegiatan

Secara umum tujuan AMDAL adalah : Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Dalam pelaksanaannya ada dua hal pokok yang menjadi tujuan AMDAL yaitu :
1. Mengidentifikasi, memprakirakan, dan mengevaluasi dampak yang mungkin terjadi terhadap lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan yang direncanakan.
2. Meningkatkan dampak positif dan mengurangi sampai sekecil – kecilnya dampak negatif yang terjadi dengan melaksanakan RKL – RPL secara konsekuen.
v  FUNGSI AMDAL TERHADAP MASYARAKAT
  • Pada Masyarakat
  • Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk berpartisipasi.
  • Mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi dan manfaat serta kerugian akibat adanya suatu kegiatan.
  • Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha dan/atau kegiatan di dalam menjaga dan mengelola kualitas lingkungan.
-  fungsi amdal terhadap pemilik proyek.
-  fungsi amdal terhadap pemerintah.

37. Pedoman Dampak Penting
Beberapa hal yang dapat menjadi pedoman dalam menentukan dampak penting, yaitu :
1. Jumlah Manusia yang Terkena Dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Lamanya Dampak Berlangsung
4. Intensitas dampak

38.Pedoman penyusunan ANDAL, RKL, RPL
Penyusunan ANDAL, RKL, dan
Setelah KA-ANDAL disetujui oleh Komisi Penilai, maka dilanjutkan dengan penyusunan ANDAL. Berdasarkan acuan pada KA-ANDAL, maka RKL dan RPL juga kemudian disusun sebagai dokumen pelengkap keseluruhan dokumen AMDAL. RKL menghasilkan matriks tentang pengelolaan lingkungan hidup, sedangkan RPL memuat cara pemantauan lingkungan berdasarkan prediksi yang telah disusun. Pemantauan dilaksanakan oleh pemantau inclependen. Pemrakarsa kemudian akan mengajukan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL pada Komisi Penilai. Lama waktu maksimal untuk penilaian adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki atau menyempurnakan kembali dokumennya.

f) Diskusi dan asistensi
Pada saat penyusunan KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan diskusi dan asistensi. Hasif dari proses diskusi dan asistensi antara lain pembahasan atau presentasi mengenai AMDAL.
g) Legalisasi dokumen
Setelah dokumen AMDAL tersusun maka dilakukan legalisasi atau pengesahan secara hukurn oleh instansi yang berwenang.

2. Penyusunan Dokumen AMDAL.
Dokumen AMDAL terdiri dari empat dokumen berbeda yang merupakan satu kesatuan. Keempat dokumen tersebut dibuat secara berkesinambungan antara satu dengan lainnya. Tiga dokumen, yaitu ANDAL, RKL, dan RPL diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi Penilai. Hasif penilaian kemudian yang menentukan kelayakan rencana usaha dan/atau kegiatan dan menentukan rekomendasi untuk pemberian ijin.
a. Penyusunan dokumen kerangka acuan ANDAL (KA-ANDAL)
Kerangka acuan ANDAL (KA-ANDAL) disusun paling awal sebelum dokumen-dokumen AMDAL lainnya. KA-ANDAL bertujuan untuk merumuskan ruang lingkup dan kedalaman studi ANDAL. Selain itu, adanya KA-ANDAL juga akan mengarahkan jalannya studi ANDAL agar efektif dan efisien sesuai biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Hasil pembuatan KA-ANDAL akan digunakan sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa dan penyusun AMDAL akan fingkup dan kedalaman studi ANDAL yang dilakukan. KA-ANDAL juga berperan sebagai rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil studi ANDAL.

b. Penyusunan analisis dampak Iingkungan (ANDAL)
Dokumen ANDAL memuat beberapa hal, yaitu:
• masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan, perencana, dan pengelola rencana usaha dan/atau kegiatan
• rencana usaha, proyek, atau kegiatan dengan kemungkinan dampak besar dan pentingnya. Baik dampak yang mungkin muncul pada tahap konstruksi, tahap berjalannya kegiatan, maupun tahap sesudah kegiatan
• keterangan mengenai kemungkinan adanya kesenjangan informasi serta berbagai kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi selama penyusunan ANDAL
c. Penyusunan rencana pengelolaan Iingkungan hidup (RKL)
Upaya pengelolaan lingkungan hidup mencakup empat kelompok aktivitas, yaitu:
• pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk mencegah dampak negatif lingkungan hidup melalui langkah alternatif, tata letak lokasi, dan rancangan pembangunan usaha dan/atau kegiatan
• pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk rnenanggulangi, meminimalisasi atau mengendalikan dampak negatif, balk yang timbul di saat usaha dan/atau kegiatan berjalan sampai saat usaha dan/atau kegiatan berakhir
• pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat menimbulkan manfaat yang lebih besar balk kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat
• pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat memberikan pertimbangan secara ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas berkurangnya, rusak, atau hilangnya sumber daya yang tidak dapat diperbaharui
Dokumen RKL hanya bersifat memberikan pokok¬pokok arahan, prinsip-prinsip, kriteria atau persyaratan untuk pencegahan dampak. Rencana pengelolaan lingkungan hidup harus sesuai dengan hasil dokumen ANDAL, dan harus diuralkan secara jelas, sistematis, serta mengandung arahan, prinsip-prinsip, kriteria pedoman atau persyaratan untuk mencegah, menanggulangi, mengendalikan atau meningkatkan dampak besar dan penting.

Untuk menangani dampak besar dan penting dapat menggunakan beberapa pendekatan lingkungan hidup seperti teknologi, sosial, ekonomi, dan institusi.

d. Penyusunan dokumen pemantauan lingkungan hidup (RPL) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dokumen RPL, yaitu:
• komponen lingkungan hidup yang dipantau hanyalah yang mengalami perubahan mendasar atau yang terkena dampak besar dan penting
• keterkaitan antara dokumen ANDAL, RKL dan RPL
• pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau terhadap komponen atau parameter lingkungan yang terkena dampak
• pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi
• aspek-aspek yang perlu dipantau mencakup jenis data yang dikumpulkan, lokasi pemantauan, frekuensi dan jangka waktu pemantauan, metode pengumpulan data dan metode analisis data
• dokumen RPL perlu memuat tentang kelembagaan independen yang rnelakukan pemantauan lingkungan hidup

39. 45. Manfaat AMDAL
a. manfaat untuk pemerintah
AMDAL berperan sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL merupakan bahan masukan dalam merencanakan pembangunan wilayah serta mencegah rusaknya potensei sumber daya alam di sekitar lokasi usaha/kegiatan

b. manfaat untuk masyarakat
– membantu masyarakat mengenai rencana pembangunan daerahnya sehingga dapat berpartisipasi
– memberi informasi perubahan lingkungan yang akan terjadi, manfaat dan kerugian yang akan ditimbulkan
– mengetahui hak dan kewajiban sehubungan usaha dan kegiatan yang akan berlangsung
– masyarakat ikut berperan dalammenjaga dan mengelola kualitas lingkungan

c. manfaat untuk pemrakarsa
– pemrakarsa akan mengetahui masalah-masalah lingkungan yang mungkin akan dihadapinya di masa mendatang. AMDAL juga bisa menjadi bahan untuk menganalisis pengelolaan dan sasaran usaha dan/atau kegiatan
– AMDAL sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

40. Yang bukan merupakan aspek sosial yang ditelaah dalam ANDAL adalah Geografi
39 AMDAL sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan atau rencana kegiatan merupakan manfaat amdal bagi PEMERINTAH
38.Pembuatan dokumen ANDAL, RKL dan RPL dibuat Secara bersamaan dan bersinambungan
37. Berikut ini pedoman untuk menentukan dampak penting, kecuali Jumlah Gedung yang rusak akibat dampak
36....
35. Populasi Enceng gondok meledak karena Di Indonesia tanaman tersebut tidak memiliki predator alami. Peristiwa tersebut merupakan contoh dari Introduksi Spesies Asing
34.Berikut ini yang bukan dampak negatif eksploitasi berlebihan pada suatu ekosistem adalah meningkatnya keanekaragaman organisme
33. Komunitas yang dihasilkan dari peristiwa suksesi adalah komunitas klimaks
Organisme yang biasanya ditemukan pada daerah yang mengalami suksesi adalah lumut kerak 
32. Kemampuan alam untuk dapat mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup yang berada didalamnya disebut daya dukung lingkungan
Lingkungan dapat kembali ke keadaan seimbang setelah mengalami gangguan atau kerusakakan. kemampuan ini disebut dengan daya lenting lingkungan
31.Pada daur ait Senyawa H2O dikembailkan kebumi melalui proses Presipitasi
Awan diatmosfer dapat terbentuk karena proses Kondensasi
Peristiwa transpirasi dapat dilakukan oleh produsen
Unsur karbon dpat ditemukan dalam bentuk dibawah ini kecuali, Amonium
Unsur Nitrogen dapat dikembalikan ke atmosfer alam melalui proses denitrifikasi
Unsur kimia yang terdapat dalam jumlah besar tetapi tidak dapat digunakan langsung dari atmosfer oleh sebagian besar makhluk hidup adalah Nitrogen
Bakteri Nitrosomonas dapat mengubah amonium menjadi nitrit
Bakteri yang tidak berperan dalam daur nitrogen adalah Desulfomaculum
Unsur yang tidak memiliki bentuk gas adalah fosfor
Sulfur merupakan unsur yang menyusun protein
Daur materi senyawa adalah siklus materi yang hanya melibatkan perubahan bentuk (fasa) sedangkan ikatan molekulnya tetap, contoh daur materi senyawa adalah daur air
30.Kecepatan rumput dalam menyimpan dan mengubah energi cahaya matahari menjadi molekul organik disebut produktivitas primer
29. Rumput - belalang -ayam - ular - elang, dari rantai makanan tersebut yang mempunyai bioenergi terbesar adalah rumput
Pada Piramida makanan, dasar piramida umumnya ditempati oleh produsen
Apabila populasi ular berkurang maka akan memengaruhi populasi lainnya, yaitu tikus
Zat-zat organik- Fitoplankton - Ikan herbivora - ikan karnivora - bakteri saprovit
28. Lahan Gambut tidak sesuai untuk ditanami karena memiliki ciri miskin oksigen
Ganggang hidup di permukaan danau
Lahan dipadang rumput sesuai untuk dijadikan pertanian jagung dan gandum karena kandungan nutrisi tanah yang tinggi 
Ciri-ciri bioma gurun adalah curah hujannya sekitar 15 cm pertahun




0 Response to " Ringkasan Materi IPA SMK "

Post a Comment